POSKObatulicin.com- Guna memacu pertumbuhan Pembangunan di sektor pertanian, Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu membuka peluang kerjasama dengan negara Korea. Kerjasama yang dilakukan lintas negara itu di fasilitasi oleh Ekonomic Developmen Indonesia Korea (JCIK) akan focus pada pertanian secara luas.
Kerjasama itu antara lain pengembangan produksi padi sawah, kemudian pengembangan bendungan yang tidak hanya mengatasi persoalan banjir namun turut dijadikan penunjang produktfitas pertanian di Bumi Bersujud.
Bupati Tanah Bumbu Mardani H Maming mengatakan, hal menjadi kendala pengembangan pertanian di Kabupaten Tanah bumbu adalah belum adanya ketersediaan bendungan guna mengatur distribusi air ke berbagai lahan pertanian padi sawah.
“Pertanian saat ini lebih banyak mengandalkan curah hujan sehingga dengan terbangunnya bendungan itu akan banyak mengaliri beberapa daerah resapan yang bisa dijadikan lahan pertanian yang luar biasa, dengan harapan daerah kita bisa menjadi lumbung beras nasional di Kalimantan Selatan,” kata Mardani saat melakukan ekpos pertanian dihadapan Delegasi JCIK dari Korea serta beberapa pejabat terkait yang digelar di ruang Bupati selasa (19/07) kemarin.
Dipaparkannya, kalau melihat dari posisi 25 Kilometer dari laut hingga ke Gunung Meratus , dengan rincian 500 meter sebelah kiri dan sebelah kanan, maka dengan adanya bendungan itu diperkirakan akan menghasilkan senilai 200 ribu hektar sawah produktif.
“Dari hasil 200 ribu hektar yang diperoleh atas terbangunnaya bendunga itu, merupakan tantangan bersama dan itu tinggal kita aja lagi yang menjaga, terutama lebih memperhatikan masalah kontrol air terkait kadar keasamannya, kemudian sarana pengeringan gabah maupun penyiapan bibit yang lebih berkualitas,” jelas Mardani.
Delegasi JCIK Korea, Seo Youngtae, sangat mengapresiasi atas paparan terkait upaya penuntasan persoalan pertanian yang akan dilakukan Bupati dua priode tersebut. Menurut Seo Youngtae, isu yang menarik dalam penuntasan hal itu adalah terkait manajemen air.
Berkenaan dengan penuntasan persoalan itu lanjutnya, Delegasi Korea akan menawarkan kerjasama melalui BUMN Korea yang bernama Kie Water. ”Tekhnis berikutnya apakah kerjasama itu langsung diserahkan ke Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu atau melalui pihak ketiga yaitu perusahaan swasta lainnya dalam hal pengerjaan bendungan tersebut,” ungkapnya.
Tindak lanjut realisasi kerjsama ini sambung Youngtae, semua diperlukan kajian yang matang serta melalui tahapan proses untuk merealisasikannya. Sementara agenda ini sudah bisa ditawarkan ke dalam komponen perencanan nasional.
“hal yang penting dilakukan pihak Pemerintah Daerah adalah menyiapkan master plant terkait rencana pembangunan regional itu, sehingga kita bisa melihat focus maupun titik mana yang bisa dipersiapkan,” tutupnya.
Sementara itu, kedatangan delegasi JCIK dari Korea tersebut, tidak hanya menjalin kerjasama di sektor pertanian maupun pengembangan risetnya, tapi kerjasama disektor Pariwisata, Pendidikan serta Perikanan, juga turut dilakukan pengembangan kedepannya. (hum)