Type Here to Get Search Results !

Peduli Stanting, PWI Kotabaru Anjangsana ke Penderita Anak Stanting

0


KOTABARU, POSKOnews.id
- Sebagai wujud perhatian dan kepedulian sosial, PWI Kotabaru, dipimpin Akhmad Nurahsin Q, gelar anjangsana ke penderita anak stunting di Kecamatan Pulau Laut Utara, Kamis (10/11/22).

"Kegiatan ini sebagai bentuk kepedulian kita (PWI), terhadap masyarakat sekitar. Kepedulian sosial PWI ini menunjukkan bahwa kita hadir tidak hanya berkutat dengan masalah berita saja, melainkan berupaya untuk ber interaksi sosial dengan masyarakat," Ujar ketua PWI. 

Ditambahkannya, kegiatan sosial PWI, tidak hanya berupa anjangsana seperti ini, melainkan nantinya akan ada giat sinergi bersama jajaran aparat, misalnya Polres, Kodim, Lanal, dan lainnya. 

Kegiatan sosial PWI Kotabaru ini mendapat sambutan hangat dari orang tua anak penyandang Stanting. "Alhamdulillah terimakasih banyak kepada bapak ketua PWI bersama rombongan. Kami sekeluarga sangat bersyukur, apalagi dengan adanya bantuan makanan bergizi untuk anak kami. Semoga Allah memberkahi kita semua", ujar seorang ayah penuh suka cita, sambil mengelus tubuh anaknya yang membutuhkan perhatian khusus itu.

Sebelumnya keterangan yang diperoleh dari petugas Puskesmas Dirgahayu, yang minta diburamkan identitasnya mengatakan bahwa, ada sekitar 15 anak beresiko stunting yang dicatat di puskesmas Dirgahayu. Namun dari kesekian itu ada tiga anak yang mendapatkan penanganan intensif dari salah satu perusahaan di Kotabaru. 

"Alhasil, dalam tiga bulan (90) hari, pemberian asupan makanan bergizi tinggi, hanya satu anak berusia 34 bulan yang menampakkan pertumbuhan baik, dengan nilai pertumbuhan 5,2 PB, dan 1,2 BB. 

Sementara yang dua anak lainnya, usia 24 bulan, setelah pemberian makanan bergizi tinggi dalam tiga bulan atau (90) har, hanya bertumbuh, 4,6 PB, dan 1 BB. Demikian juga dengan bayi lainnya usia 29 bulan, hanya bertumbuh 2,3 PB, dan 0,7 BB, setelah melalui pemberian asupan makanan tinggi gizi selama 3 bulan, atau ( 90) hari.

Menurut keterangan orang tuanya kedua anak ini sering sakit sakitan dan sangat kurang nafsu makannya, sehingga bantuan makanan bergizi tinggi yang di berikan tidak terhabiskan. Berbeda dengan kasus anak pertama (red) yang selera makannya baik, dalam tiga bulan pemberian makanan gizi tinggi, tiga kali sehari, plus tambahan makanan ringan, seperti biskuit, sudah berangsur memiliki berat dan tinggi badan normal.

Dari data yang diungkapkan tenaga Nakes Puskesmas Dirgahayu, terjadinya risiko stunting terhadap anak dipengaruhi beberapa faktor diantaranya, akibat pernikahan dini, yang masih minim dalam pengetahuan perawatan anak yang baik. Kemudian, pengaruh ibunya pada saat hamil menderita suatu penyakit, dan kurangnya asupan gizi pada ibu saat hamil dan menyusui. (dam)

Editor: Indah Suardi 

Posting Komentar

0 Komentar