BATULICIN, (19/7/2015)- Konsep dasar pemerintahan yang dilandasi oleh manajemen Illahiyah sebagai roh sukses Kabupaten Tanah Bumbu dengan motto Bersujud (Bersih, Syukur, Jujur dan Damai) mengandung makna religius dan sakral. Dasar konsep kepemimpinan dengan landasan spiritual ini sudah diletakan pertama kalinya oleh Bupati terdahulu dr.HM Zairullah Azhar sejak awal mula berdirinya Kabupaten Tanah Bumbu. Sayangnya, Pemerintah Daerah saat ini sudah meninggalkannya.
![]() |
Sayed Ismail Al Idrus |
“Konsep pak Zairullah yang agamis dan religi sudah hilang,ditandai dengan Kabupaten Tanah Bumbu hanya menempati peringkat ke 13 dari 13 Kabupaten/Kota se Kalsel, pada lomba Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke XXVIII tingkat Provinsi di Balangan. Sementara pada ivent akbar Lincai Bahabis berkelas Nasional, kita nomor satu. Ini menandakan adanya pergeseran moral yang sudah ikut habis di lincai,” demikian diungkapkan Anggota DPRD Tanah Bumbu dari Fraksi Gerindra, Said Ismail Al Idrus kepada Poskobatulicin.
Menjaga maruah orang itu sangat berat lanjut Said Ismail, karena budaya Tanah Bumbu adalah budaya yang latah dan tidak berdasarkan sistem analisa semata. Amanah dan konsisten dalam menjalankanjabatan adalah sebagai pembuktian bahwa di bumi Bersujud masih ada orang yang baik dan adil. Karena ketika Kabupaten dipimpin oleh orang yang jalim, maka akan selalu jalim dalam setiap keputusannya.
Masih lanjut Said Ismail,hanya konsistensi dan integritas anak bangsa yang akan menyelamatkan Kabupaten ini kedepan. Diakuinya, anggaran di Eksekutif sebesar 1,6 triliun, seharusnya bisa membantu kesejahteraan rakyat Tanah Bumbu dan tata kelola Pemerintahan akan terkelola dengan baik,sistimatis serta pada relnya.
Senada, diucapkan Wagiman, tokoh masyarakat Karang Bintang ini menambahkan, Pemimpin yang berasal dari akademisi dan birokrasi, sudah pasti memiliki kompetensi dan skill. Sehingga lebih paham secara mendetail dan benar benar menguasai kemampuannya dari titik kelemahan hingga cara mengatasinya.
Menurut warga Manunggal ini, Integritas, konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjalan kebijakan sangat penting, karena ketika sesorang menjadi Pejabat Publik, maka dia harus bisa melayani semua orang di semua sektor dan bukan karena faktor orang dekat atau keluarga saja.
“Apalagi sekarang ekonomi kita kurang baik dan daya beli masyrakat turun. Semua masyarkat di Tanah Bumbu mengeluh karena sulitnya lapangan kerja yang tersedia,” tandas Wagiman.
Untuk diketahui, dalam menerapkan Manejemen Ilahiyah, jajaran Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu semasa kepemimpinan dr. Zairullah Azhar, memulainya dengan rangkaian kegiatan keagamaan. Seperti Pesantren Bersujud yang berlangsun setiap hari usai apel pagi, diawali dengan kegiatan khatam Qur,an 30 juz setiap hari, pembacaan shalawat dan dzikir, tausiah dan pencerahan sebelum melaksanakan aktivitas kerja.
Dilanjutkan dengan melaksanakan sholat Dzuhur, Ashar dan sholat Subuh berjemaah. Pelaksanaan Manejemen Ilahiyah bukan hanya dilaksanakan oleh aparatur PNS dan PTT jajaran Pemkab Tanah Bumbu saja, namun konsep ini sudah mulai di sosialisasikan kepada masyarakat, hal ini ditandai dengan dilakukannya dzikir dan shalawat dalam setiap kesempatan pada kegiatan Bupati Tanah Bumbu di desa-desa. (abdi/red)
Editor: Ryan Mokodompit