
“Memilih pemimpin harus ada kriterianya, pemimpin tidak harus pintar tapi mengerti dan paham, kalau mengerti dan paham insyallah dia akan mengayomi rakyatnya. Tapi kalau dia pintar, akan membodohi kembali rakyatnya. Pemimpin juga harus orang yang sudah mapan dan kenyang hidupnya. Kalau kita memilih pemimpin yang lapar, maka dia pasti akan mengenyangi dirinya dan keluarganya sendiri. Jadi, memilih pemimpin tidak perlu yang lapar, pilihlah pemimpin yang sudah kenyang perutnya, pasti dia akan mengenyangi rakyatnya juga dan memikirkan kepentingan rakyatnya kedepan,” ujar Said Jafar (SJA)
“Hari ini, ada juga orang gentayangan yang ingin menjadi Bupati bukan dengan biaya sendiri tapi ada cukongnya dengan modal dari orang lain. Apabila dia terpilih, maka cukongnyalah yang akan menjadi Bupati dengan target, agar Gunung Bamega bisa ditambang lagi. Jangan biarkan Pulau Laut sampai tenggelam, enam hari lagi kita memilih dan menetukan nasib Kotabaru kedepan. Jangan sampai kita salah memilih pemimpin, jika salah memilih, lima tahun lagi nasib kotabaru tidak akan berubah,” tambah SJA.
Masih kata Said Jafar, diantara musuh negara yang paling berbahaya adalah persoalan Korupsi yang tidak pernah berhenti, akibat perilaku korupsi, rakyatlah yang sengsara. Setiap pejabat, termasuk beberapa Kepala Dinas di Kotabaru sudah masuk penjara gara-gara korupsi. Bagaimana Kotabaru bisa membangun dengan baik dan merata, jika di otak pejabatnya hanya korupsi saja.
“Jangan sampai menggadaikan harga diri apalagi sampai menggadaikan rakyat desa sendiri dengan uang Rp. 250 ribu, untuk mencoblos salah satu Pasangan Calon Bupati, itu namanya ikut-ikutan korupsi juga. Jika semuanya sudah ikut korupsi, maka hancurlah negara kita. Untuk itu, kriteria pemimpin yang saya sampaikan tersebut agar pian jaga baik-baik,” pinta SJA.
Putra ke 3 dari 9 bersaudara ini membeberkan, dari jaman ke jaman dan periode ke periode, Kabupaten Kotabaru tidak ada perubahan. Sebanyak 202 desa di Bumi Saijaan ini, jalannya hancur semua, krisis air bersih, Listrik belum tersentuh ke seluruh lapisan masyarakat, padahal itu dosa pemimpin terdahulu. Untuk itu, pihaknya akan mendorong listrik secepatnya bisa menyentuh ke desa-desa dan Program kedepan di tahun 2016, setiap RT harus memiliki sumur bor untuk mengantisipasi musim kemarau.
“Kami datang, untuk menjadi Bupati Demi perubahan Kotabaru. Saya sebagai putra daerah, malu melihat tidak ada pejabat yang menjalankan amanahnya dan hanya memperkaya diri sendiri. Kalau saya terpilih menjadi Bupati, hari ini gaji Bupati Rp. 36 juta dan tahun 2016 nanti akan diusulkan lagi oleh DPR menjadi Rp. 50 juta, walaupun sampai Rp. 100 juta pun, saya katakan lagi, gaji tersebut serupiah pun tidak akan saya ambil, tapi saya akan sumbangkan untuk kepentingan rakyat. Demikian juga dengan Pertumbuhan ekonomi Kotabaru yang hanya 1,1%, tidak mampu mengangkat APBD karena PAD hanya Rp. 130 Miliar. Kedepan, jika kami terpilih, PAD Kotabaru akan kami genjot sehingga APBD Kotabaru bisa mencapai 2,5 triliun,” pungkas Said Jafar. (PBC)