Pagatan (16/4)- "Dimana ada pelabuhan, disitu ada cinta tertambat, dimana ada tempat budaya, disitulah muncul rasa cinta, walaupun adanya perbedaan antara satu dengan yang lainya. Kalau dianalogikan dalam sebuah peribahasa, sangatlah tepat Kabupaten Tanah Bumbu dapat dijadikan sebagai pelabuhan Budaya Indonesia", demikian ungkapan Wakil Bupati Tanah Bumbu Drs. H.Difriadi Darjad Saat membuka acara Fasilitasi Temu Tokoh Seni Dan Budaya yang berlangsung di Aula Koramil 1022 Kecamatan Kusan Hilir.
Difriadi menyebutkan keanekaragaman budaya dari berbagai etnis sudah dapat diterima masyarakat Tanah Bumbu sejak turun temurun. Keanekaragaman budaya merupakan sebuah Akulturasi yang berkembang pada daerah kita. Akulturasi katanya adalah sebuah proses sosial yang timbul, manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan luar daerah setempat.
Bahkan lanjut Difri, kebudayaan luar yang masuk, lambat laun diterima dan diolah kedalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kebudayaan kelompok itu sendiri. Mantan Sekda Tanbu ini menyebutkan salahsatu bentuk akulturasi yang sudah terbentuk yakni kesenian jawa, bugis maupun Banjar. Dimana Suku tersebut telah menunjukan persaudaraan yang tiada batas dalam mengapresiasi sebuah budaya yang berbeda. Bahkan budaya tersebut sudah menjadi bagian kesenianya warga Tanah Bumbu.
Dalam kesempatan tersebut turut dihadiri tokoh budaya juga pencipta lagu Mars Tanah Bumbu Padli Zon bersama narasumber Kepala Dinas Pemuda Olahraga Budaya dan Pariwisata, Drs. H. Muhammad Thaha, Mpd.Sedikitnya ada 80 peserta yang mengikuti kegiatan ini terdiri dari unsur pelaku seni dan Budaya diberbagai kecamatan. (red)