POSKObatulicin.com- Debat Calon Bupati dan Wakil Bupati Tanah Bumbu diselenggarakan oleh KPUD, Selasa (24/11) di gedung Mahligai Bersujud Kapet, berlangsung seru. Kedua kandidat peserta Pilkada, saling adu Visi dan Misi menawarkan kesejahteraan dan kesempatan kerja bagi rakyat di Bumi Bersujud.
Dimoderatori oleh Dosen Fakultas Ilmu Sosial Politik Universitas Lambung Mangkurat, Dr. (Cand) DCH Taufik Arbain, S.Sos, M.Si, kedua pasangan calon peserta Pilkada urut 1 dan 2 masing-masing diberi kesempatan memaparkan visi-misinya pada sesi pertama. Kemudian, sesia kedua, ketiga, pertajaman visi-misi dan sesi keempat, peserta debat menyampaikan kesimpulan dan pandangannya masing-masing.
Pasangan nomor urut 1 Hakim-Hapizi (HH) dengan Visi “Bersama kita menciptakan Tanah Bumbu yang bermartabat adil dan sejahtera”, berjanji, akan meningkatkan kualitas SDM masyarakat, aparatur dan pengusaha berlandaskan Iptek dan Imtaq, Mengembangkan ekonomi ke arah industri dan perdagangan yang berbasis pada potensi agraris dan maritim, Mendorong terciptanya lapangan pekerjaan, penyerapan tenaga kerja, peningkatan daya beli masyarakat dan Mendirikan Koperasi di sepuluh Kecamatan se Tanah Bumbu yang dikelola oleh tenaga profesional.
Ketika ditanya salah satu Penelis, tentang arah kebijakan pembangunan ekonomi berbasis kerakyatan dalam konteks Tanah Bumbu (Tanbu), pasangan Hakim-Hapizi membeberkan, saat ini hanya mereka pemodal besar yang bisa berusaha sehingga mematikan pengusaha kecil dan menengah. Untuk itu, perlu adanya regulasi dalam penataan Sumber Daya Alam (SDA) baik dibidang pertambangan, kehutanan, Kelautaun dan sumber daya ekonomi lainnya.
“Kalau saya terpilih, saya akan menata kembali pengelolaan kekayaan alam Tanbu supaya bisa tersalur dengan baik, sehingga para pencari kerja bisa mendapatkan pekerjaan. Untuk menatanya, kami akan menetapkan Peraturan Daerah (Perda) yang bisa memberi ruang gerak kepada para pencari kerja maupun pendatang baru agar bisa diterima sebagai penduduk Tanbu karena kita bangsa indonesia adalah bersaudara,” papar Hakim.
“Bagaimana menjadikan pluralisme budaya Tanbu menjadi sebuah kekuatan budaya besar ?”, tanya Panelis.
Pasangan Hakim Hapizi mengungkapkan, “Kabupaten Tanbu saat ini sudah memiliki 17 suku bangsa, namun bisa hidup rukun, berdampingan dengan baik dan damai. Menurut saya, jargon Kita Bersaudara sudah tepat. Semua suku bangsa memiliki akar budaya masing-masing walau Tanbu didominasi oleh dua suku besar, tapi tidak mematikan budaya yang lain,” ujarnya
“Setiap budaya yang ada di Tanbu, akan kita kembangkan dengan baik sebagai suatu kekayaan yang kita miliki seperti di daerah asalnya. Agar nantinya, bisa menjadi salah satu sumber pendapatan/income bagi masyarakat, sebagai sarana budaya. Ketika wisatawan ingin melihat Sulawesi, bali, dan pulau lainnya d indonesia, bisa melihatnya di Tanah Bumbu. Walaupun adanya perbedaan yang cukup jauh, tidak akan menjadi penghalang untuk kemajuan Tanbu,” sambung Hakim-Hapizi.

Ketika ditanyai oleh salau satu Panelis, “jika anda terpilih, apa strategi anda dalam melindungi hak sosial lapisan masyarakat yang berasal dari dampak pertambangan yang menjadi sumber masalah ?, karena masyarakat yang menikmati langsung hasil tambang tidak menjadikan masalah, tapi bagi yang tidak menikmati langsung akan menjadikan sebuah masalah”.
Dengan singkat, Pasangan Dani-Dian menjawab, “sebelum saya jadi Bupati, pertambangan sudah ada terlebih dahulu. Masalah plus dan minusnya pasti ada. Karena, menurunnya hasil pertambangan dapat meningkatkan pengangguran dan ikut menurunnya PAD Tanbu. Bagi masyarakat ring satu yang berdekatan dengan lokasi tambang, sudah mendapatkan bantuan melalui program CSR dan untuk masyarakat yang tidak secara proporsional disekitarnya, akan mendapatkan program berobat gratis, pendidikan gratis dan infrastruktur, semua tidak terlepas dari PAD sektor tambang,” ungkapnya.
“Sektor tambang memang menjadi modal utama, untuk mempersiapkan Tanah Bumbu menjadi kota pelabuhan, pariwisata, pertanian, akan terus disiapkan secara berkesinambungan agar bisa menjadikan sumber penghasilan secara terus-menerus, sehingga adanya peninggalan yang dapat turut menghasilkan bagi masyarakat Tanbu dan generasinya,” pungkas Dani. (PBC)